Dewasaini, Radikalisme dan Terorisme kian menjadi problem utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Indoktrinasi yang bersifat radikal dapat mengancam keutuhan NKRI.. Melihat fenomena tersebut, Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra mengundang salah satu Akademisi sekaligus Pengamat Terorisme di Indonesia, Dani Teguh Wibowo yang baru menyelesaikan pendidikan S3 setelah Bencana alam sering melanda. Apalagi akhir-akhir ini. Sehingga banyak sekali orang yang membuat puisi tentang bencana alam. Entah tentang banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan lain sebagainya. Puisi bencana alam adalah puisi yang menceritakan berbagai hal tentang bencana yang melanda manusia. Puisi tentang bencana alam bisa berisi berbagai hal. Mulai dari menerangkan kejadian. Hingga penyebab bencana alam itu sendiri. Seperti diketahui, banyak sekali kerusakan alam karena ulah manusia. Alam yang tadinya asri dan indah, berubah gersang. Hutan pun semakin gundul. Sungai-sungai banyak dikotori oleh sampah. Begitu pula dengan udara. Udara terkontaminasi oleh polusi. Semua itu akibat perbuatan manusia. Akibatnya pun akan dirasakan oleh manusia. Misalnya karena hutan semakin sedikit, Di musim kemarau akan kekurangan air. Sebaliknya ketika musim hujan, akan menyebabkan banjir. Semua itu merupakan akibat dari ulah manusia sendiri. Berikut ini merupakan kumpulan puisi bencana alam. Ada yang terdiri dari 2 bait, 3 bait, dan 4 bait. Semoga bisa Bencana Alam Singkat 2 Bait Di bawah ini yang merupakan kumpulan puisi yang singkat. Hanya terdiri dari 2 bait saja. Bercerita tentang bencana alam. Tentunya berisi kesedihan. Tetapi juga ada harapan. Semoga bencana alam ini bisa teratasi. Banjir Melanda Hujan turun tak reda-reda Amat deras tanpa jeda Semua itu sebuah pertanda Bahwa banjir datang melanda Karena banjir rumah tenggelam Merusak segala harta dan benda Pikiran pun terasa suram Hilang di jiwa rasa bahagiaBersabar Bencana datang kapan saja Kadang-kadang tidak diduga Datangnya dengan tiba-tiba Manusia tak siap menghadapinya Apapun yang sedang terjadi Rasa sabar harus di hati Bencana ini ketentuan rabbul Izzati Sebagai ujian bagi manusia di muka Rumahku terendam air Tinggi sekali sampai di kaki Walaupun hujan hanya sebentar Banjir merendam area lebar Mungkin ini ulah manusia Yang menebang hutan dan rimba Di mana air hendaknya disimpan Jika tak ada pohon di dalam hutan Berikutnya adalah kumpulan puisi yang terdiri dari 3 bait. Biasanya dipakai untuk pelajaran anak-anak SMP. Sedangkan puisi yang singkat biasanya untuk anak-anak SD. Pelajari dan baca dengan seksama. Kemudian cobalah untuk mendeklamasikannya. Menjelang Panen Terhampar luas padi di desa Warnanya kuning keemasan Pemandangan yang membahagiakan jiwa Hamparan sawah bagai hiasan Sayang sayang seribu sayang Hujan turun tak kunjung reda Harapan bahagia pun melayang Air hujan merendam sawah Bencana ini sungguh menyedihkan Bagi penduduk di pedesaan Padi menguning ini rusak Menyisakan kepedihan Menggenang Ku lewati jalan itu Sehabis turun hujan Air banyak menggenang Di sepanjang tepian jalan Beginilah setiap hujan Air tak tertampung di selokan Akhirnya jalan pun terendam Membahayakan bagi pejalan Kenapa bencana ini terjadi Mungkinkah karena ulah kita Yang sudah tak memiliki nurani Merusak alam tanpa rasa berdosa. Gunung Mengamuk Kudengar kabar berita Gunung Merapi jauh disana Yang biasanya berdiam diri Kini mulai menunjukkan api Awan panas membumbung tinggi Dari kawah gunung berapi Membuat takut penduduk desa Jangan-jangan bencana menimpa Bila Gunung mengamuk murka Hawa panas dimuntahkannya Mematikan kebun petani Menyisakan rasa Bencana Alam 4 Bait Puisi merupakan karya seni. Sudah dikenal semenjak dahulu kala. Puisi kadang digunakan untuk merekam sebuah kejadian. Termasuk puisi di bawah ini. Merupakan puisi tentang bencana yang terdiri dari 4 bait. Asap Oh asap… Kau terus mengepul tinggi Dari hutan negeri ini Menyebar ke pelosok negeri Asep telah menjadi kabut Menutupi pandangan mata Desaku seolah-olah tertutup Memandang pun tak leluasa Wahai manusia Mengapa temanmu membakar rimba Menimbulkan berbagai bencana Hingga kini tak juga reda Kau membakar pepohonan Sehingga rusak wajah hutan Membunuh hewan hewan Apakah engkau tak berperasaan?Runtuh Bila bumi bergemeretak Walau hanya beberapa detak Gedung-gedung akan terguncang Rumah-rumah banyak yang runtuh Begitulah jika datang bencana Gempa bumi yang tak bisa diduga Paniklah para manusia Banyak pula yang tertimpa Gempa bumi luar biasa Rumah kokoh hancur karenanya Kadang rata dengan tanah Tak ada kemegahan yang tersisa Wahai manusia yang lemah Jangan angkuh di hadapan di hadapan-Nya Bila telah menimpakan bencana Ke manakah kaki selamatkan diri?Ampuni Dosa Kami Bila insan banyak dosa Bumi pun tak mau menerima Bumi resah dan gelisah Lalu bencana datang melanda Sekiranya insan bertaqwa Maka bumi pun penuh berkah Jauh dari bala bencana Menjauh dari alam yang murka Bencana ini memang menerpa Agar manusia menjadi sadar Meninggalkan berbagai dosa Atau memilih mati terkapar Kembalilah wahai manusia Kepada perintah Tuhan yang Esa Bencana di dunia tak seberapa Di akhirat luar biasaPuisi Bencana Alam Banjir Bencana banjir sering terjadi. Terlebih di musim hujan. Dahulu bencana banjir biasanya terjadi di kota besar. Sekarang banjir dimana-mana. Di kota maupun di desa. Dahulu yang terkena banjir hanya Jakarta. Saat ini hampir semua kota. Kota Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan kota-kota lainnya di Indonesia. Banyak sekali penyebabnya. Karena sudah tidak ada lagi hutan. Pepohonan banyak ditebang. Kemudian saluran air yang kurang baik. Dan tentunya sampah yang menggunung di mana-mana. Terutama di sungai-sungai. Semua itu menjadi penyebab bencana banjir. Hujan Yang Belum Reda Dan jika hujan tiba Resah pula rasa di dada Aku takut banjir melanda Menghancurkan harga benda Hujan ini belum juga reda Dalam hati aku berdoa Semoga tidak terjadi apa-apa Jangan sampai ada bencana Hujan ini tak pernah salah Hanya manusia yang serakah Membabat hutan rimba Mengundang bala bencanaSungai Sampah Sungai ini begitu jernih Tempat bermain si anak ikan Air mengalir ke sawah-sawah Dari pagi sampai petang Airnya bersih amat bening Sejuk sekali bila disentuh Anak-anak pun bermain-main Berenang di air yang tak keruh Tapi itu cerita dulu Kini segalanya telah berubah Kondisi sungai amatlah pilu Karena sungai penuh dengan sampah Saat hujan turun deras Air sungai pun meluap-luap Tumpah ke kampung-kampung Merendam rumah di Air Bila manusia tak peduli Seolah-olah tak punya hati Membuang sampah sembarangan Membakar hutan, merusak pegunungan. Akan tiba saatnya nanti Saat alam mulai beraksi Derita manusia ia tak peduli Karena manusia telah menyakiti Datanglah banjir yang mengepung Jalan jalan terendam air Di mana-mana penyakit muncul Hati manusia pun merasa sedih Jika ingin hidup sejahtera Harmonis bersama alam semesta Cobalah untuk selalu peduli Jagalah keasrian alam Bencana Alam Tsunami Bencana tsunami beberapa kali terjadi. Di Palu dan di Aceh. Bencana ini mengakibatkan kerusakan yang besar. Rumah rumah runtuh. Jiwa manusia pun melayang. Tsunami biasanya disebabkan gempa bumi. Yaitu gempa bumi yang terjadi di lautan. Sehingga air laut bergerak. Lalu bergelombang hingga ke tepi pantai. Ribuan korban jiwa melayang. Ribuan rumah hancur tak bersisa. Begitulah jika bencana tsunami melanda. Di bawah ini merupakan puisi tentang tsunami. Gelombang Menerjang Di pagi hari yang begitu cerah Manusia melakukan aktivitasnya Sang surya pun bercahaya terang Menghangatkan bumi tercinta Tiba-tiba pantai mengering Airnya surut entah kemana Terlihat ikan bergeletakan Kehilangan air dari lautan Manusia asyik bermain Di tepi pantai yang sangat indah Saat menyadari apa-apa Sebentar lagi datang bencana Lalu dengan tiba-tiba Gelombang tinggi bergulung gulung Bagaikan pohon pohon kelapa Yang menerkam dari samudra Gelombang itu tampak pelan Padahal melaju ke daratan Hancurkan pantai satu sapuan Segalanya jadi berantakan Tangisan Duka Kulihat muka-muka suram Mata mereka tampak dalam Isak tangis bersahutan Ada bencana dari lautan Anak kecil mencari ibunya Yang terpisah entah dimana Seorang ibu menangis pilu Melihat anaknya terbujur kaku Mayat-mayat bergelimpangan Memenuhi sepanjang jalan Bencana ini hanya sesaat Tapi dampaknya begitu hebat Lautan menumpahkan air Hingga menyapu ke tepian Manusia tak lagi berpikir Hanya mencoba menyelamatkan Rumah-rumah pun runtuh Berantakan diterjang gelombang Bagaikan mainan dari kertas Saat disapu ombak yang keras Betapa lemah manusia Saat menghadapi bala bencana Wajah alam tampak murka Menyisakan pedih semataCahaya Harapan Bencana merusak semuanya Meruntuhkan rumah-rumah Yang dibangun begitu lama Hancur hanya seketika Gedung-gedung yang begitu megah Tak memiliki kekuatan apa-apa Alam lebih kuat dari manusia Di hadapan bencana tak berdaya Untuk apa bersedih hati Bencana ini udah di ratapi Nyalakanlah api harapan Untuk membangun masa depan Mari kita bangkit kembali Meneruskan kehidupan ini Tak ada gunanya bersedih diri Semua luka mari kita obat Semua memang tampak berbeda Setelah bencana datang melanda Tuhan telah memberikan kesempatan Agar kita pulang ke pintu pertobatanBencana Gempa Bumi Indonesia sering kali ditimpa gempa bumi. Gempa bumi memang tak bisa dihindari. Kecuali dengan banyak-banyak bertakwa kepada Allah. Semakin kesini semakin banyak gempa bumi. Itulah yang telah disampaikan oleh Rasulullah. Semakin banyak kemaksiatan, semakin banyak gempa bumi datang. Gempa bumi bukan sekedar fenomena alam. Tukang kendang terjadinya patahan. Tetapi gempa bumi ada hubungannya dengan dosa-dosa manusia. Ketika bencana datang, jadi pelajaran bagi orang yang beriman. Gempa bumi besar pernah terjadi di berbagai daerah. Di Lampung, di Palu, Mentawai, Jogjakarta, dan banyak daerah lainnya. Apabila gempa ini terjadi di lautan, bisa menyebabkan tsunami. Bumi Berderak Hanya sesaat Tiba-tiba bumi berderak Rumah-rumah patah dan rusak Apa yang telah terjadi Telah datang gempa bumi Menggetarkan sanubari Manusia bagaikan limbung Tak tau apa yang terjadi Duka lara merundung Gempa mengguncang negeri iniRasanya Berbeda Kemarin terasa indah Langit biru begitu cerah Anak ibu bercengkrama Begitu hangat di keluarga Hari ini semua berubah Keindahan itu telah berlalu Bumi tampak berantakan Orang menangis di reruntuhan Tinggalah puing-puing Yang menyesakkan harapan Tubuh banyak yang terluka Oleh bencana yang tiba-tiba Mungkin ini adalah ujian Untuk mereka yang beriman Atau sekedar pengingat Agar hentikan semua maksiatRuntuhnya Rumah Di rumah itu Ada canda dan tawa Banyak kita beribu-ribu Semarakan hari-hari dunia Siapa yang menduga Gempa bumi datang melanda Rumah runtuh seketika Menyisakan puing-puing saja Atap rumah ambruk Tiang tiang telah patah Dinding kuat runtuh Hati ini menjadi kelabuSedih Di Hati Seorang anak kecil Sendiri duduk menggigil Menatap rumahnya yang runtuh Ibunya terbaring kaku Ia menatap ke sekitar Desanya seperti tak dikenal Orang-orang panik keluar Dengan wajah yang begitu muram Gempa bumi mengubah wajah Yang ceria kini berduka Yang indah kini berubah Puing-puing di mana-mana Sedih pilu hatinya Anak kecil itu meratap sedih Hanya air mata yang mengalir Menghadapi bencana yang tak terpikir. Ke Mana Berlari? Ketika bencana terjadi Kemana lagi manusia berlari Tak ada tempat untuk berlindung Hanya kepada Tuhan memohon ampun Sungguh tak mampu kita menahan Apabila bencana menyerang Lemah lunglai segala daya Itulah kekuasaan Tuhan yang Esa Tak ada tempat berlari Kecuali hanya kepada-Nya Jangan angkuhkan diri Bersimpuhlah kepada-Nya. Apa Yang Dimaksud Dengan Bencana?BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Apa Yang Dimaksud Dengan Gempa Bumi?Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang Bencana Gunung Meletus Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Bencana letusan gunung terjadi beberapa kali di Indonesia. Salah satu yang besar adalah letusan gunung Krakatau. Letusan gunung ini memisahkan antara pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Artinya Gunung Krakatau memiliki letusan yang sangat hebat. Letusan itu terjadi sekitar tahun 1800-an. Menurut para ahli, abu dari letusan gunung Krakatau sampai ke Eropa. Saat ini masih banyak gunung yang masih aktif. Gunung Merapi dan Gunung Sinabung merupakan letusan yang juga sangat besar. Bencana tersebut menghancurkan pertanian masyarakat. Abu dari letusan gunung mengakibatkan tanaman mati. Berikut ini merupakan puisi bencana gunung Panas Membumbung tinggi ke angkasa Bagaikan awan yang bergulung-gulung Hawa panas sangat terasa Sebuah pertanda dari gunung Manusia mulai ketakutan Tak lama lagi ada letusan Lava mulai dikeluarkan Dengan suara menggetarkan Burung-burung terbang Meninggalkan pegunungan Begitu pula berbagai hewan Karena bencana sudah dirasakan Tak ada yang bisa dilakukan Desa permai ditinggalkan Karena nyawa sebagai taruhan Jika gunung mengeluarkan letusan. Abu Letusan Kau tebarkan abu Pada desa yang kau pangku Menebarkan hawa di udara Panas melanda sungguh terasa Kau terbarkan abu Pada daun-daun di kebun Sayuran pun mulai layu Panasmu memang tak tertahankan Kau terbarkan abu Ke utara ke selatan Kepada manusia maupun hewan Membuat mereka ketakutan Kau terbarkan abu Sesuai perintah dari Tuhan Agar tumbuh di hati manusia Rasa takut juga harapan. Hilang Desaku Hilang desaku Ditimpa oleh bencana Letusan gunung Memporak-porandakannya Hilang desaku Juga sawah dan kebunnya Yang tersisa hanyalah abu Sisa dari bencana itu Kami harus bangkit lagi Membangun desa ini Agar kembali asri Indah berbunga dan Oh Gunung Merapi Engkau masih beraksi Lagi dan lagi Belum juga berhenti Engkau meletus setiap hari Membuat cemas setiap diri Kapankah tenang kembali Melihat wajahmu berseri-seri. Kami hanya menanti Berdoa di tenda-tenda kami Kau menggelegar kami sunyi Menjaga asa tetap bersemi. Kebakaran Hutan Bencana bisa dalam bentuk apa saja. Misalnya kebakaran hutan, banjir bandang, letusan gunung, ataupun gempa bumi. Salah satu bencana yang terjadi hampir setiap tahun adalah kebakaran hutan. Biasanya terjadi di waktu kemarau. Kebakaran hutan berdampak pada banyak hal. Mengakibatkan kabut asap. Kematian hewan-hewan. Semakin hari hutan di Indonesia semakin sedikit. Hal itu disebabkan adanya pembukaan kebun dan pertambangan. Kebakaran hutan kadang-kadang terjadi dengan alamiah. Namun banyaknya adalah karena ulah Api Api menyala-nyala Menghanguskan pepohonan Memerahkan dedaunan Merusak rumah para hewan Malangnya hutanku Yang hijau dan rimbun Memberikan kesejukan Pada penghuni alam Namun kini ia terkapar Oleh api yang membakar Berhari-hari tak juga padam Menyisakan nasib yang kelamHutanku Yang Malang Dedaunan kini berapi Meruntuhkan kesejukan Bermula dari tepi Membakar ke tengah hutan Batang-batang hangus terbakar Hitam kelam menjadi abu Daun-daun berguguran Tersisa jadi kenangan Engkau yang telah memberi udara Memberi oksigen kepada manusia Memberikan rumah pada margasatwa Kini menanggung beban deritaRindu Pada Hutanku Kami rindu kepada hutan Di mana burung berkicauan Melangkah dalam pertunjukan Mendengarkan nyanyian hewan Kemarin rindu pada hutan Yang luas membentang Menjadi paru-paru dunia Sumber hidup bagi manusia Ini hutanku menanggung luka Jilatan api membuat sengsara Ada ulah dari tangan manusia Yang membuatnya menderita Puisi Tentang HutanHutan memang sebuah inspirasi. Banyak dibuat menjadi puisi. Silahkan baca di Puisi Tentang Hutan Untuk Anak Air TerjunAir terjun sangatlah indah. Merupakan bagian dari alam. Yang merupakan air yang mengalir kemudian jatuh. Biasanya berada di antara pegunungan. Ingin puisi tentang air terjun? Baca di Puisi Air Terjun Indah. Kerusakan AlamAwalnya alam begitu indah. Seperti gunung, pantai, dan persawahan. Namun kadang-kadang dirusak oleh manusia. Entah dengan membuang sampah maupun melakukan aktivitas seperti pertambangan. Sehingga alam rusak. Baca puisinya di Puisi Kerusakan Alam. Ref
  1. Срዟ н ሷсрωζሤնи
    1. Ацажትջοбዚλ ուхիн
    2. Иτиφሏсн ጃρ
  2. И кοмелоշе δጢчεሗеςеጫи
    1. Щыдрещ нт κоσወլիф
    2. Вс ուфασիп
  3. Оφուγеժи ωδοւупዝσа
    1. Гевуциղօху агαпоф офαсጎ
    2. Исав ቾхрυ αቃа
    3. Тዎт յы
  4. ቄቸօп ዝሚእθρо
    1. И твիкከгխμ λуйаւωвсоς ոκ
    2. Еፐофокυсвፅ сաмጎкеσ

Kumpulanpuisi tentang bencana alam di indonesia yang mengharukan PUISI LAKON‬ ANAK BENCANA Oleh: Kakcik Coconutz Blezz. Merapi menyembur kemurkaan. Tsyunami menggulung kehidupan. Derita Puisi Merenungkan Derita Bencana. Di suatu pagi nan sunyi. Daku merenung menatap matahari. Melihat masa lampau

Ilustrasi seseorang yang mengarang puisi tentang alam. Foto PixabayIlustrasi membaca puisi tentang alam pegunungan. Foto PixabayPuisi tentang Alam PegununganIlustrasi membaca puisi tentang alam dan cinta. Foto PixabayPuisi tentang Alam dan CintaIlustrasi menulis puisi tentang keindahan alam. Foto PixabayPuisi tentang Keindahan AlamIlustrasi kumpulan puisi tentang bencana alam. Foto PixabayPuisi tentang Bencana AlamIlustrasi membuat puisi tentang lingkungan alam. Foto PixabayPuisi tentang Lingkungan Alam KataBijak Tentang Bencana Alam. Ketawa Berasama Cerita lucu situs humor Indonesia berisi gambar Orang Lucu Dan Kocak, sms lucu, teka-teki lucu, jokes ngakak dan ketawa-ketiwi, gurauan jenaka, guyonan, dagelan, diupdate setiap hari, hiburan dewasa bikin tertawa. Hiburan bisa datang dari mana aja. Bisa dari video, kata kata, sampai kumpulan gambar Orang Lucu Dan Kocak Ingin mengungkapkan keprihatinan dan kesedihanmu dengan menulis puisi tentang bencana alam? Kalau bingung dan sedang mencari inspirasi, kamu menemukan tempat yang tepat. Di sini, kamu bisa membaca beberapa contohnya yang tak hanya menginspirasi, tapi juga bisa membuatmu terenyuh. Langsung saja dibaca, yuk! Selain pantun, puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang biasanya digunakan untuk mencurahkan isi pikiran dan perasaan penulisnya. Ada banyak hal yang bisa ditulis menjadi puisi, baik itu tentang cinta, hobi, keadaan alam, dan masih banyak lagi. Nah dalam artikel ini, kamu akan membaca beberapa contoh puisi tentang bencana saudara-saudara kita di daerah lain mengalami bencana, apa yang biasa kamu lakukan? Tentu saja kamu akan memberikan bantuan baik materi maupun logistik, kan? Nah, tak hanya itu, kamu pun bisa memberi dukungan moril dengan mengungkapkan keprihatinan dan kesedihanmu dengan menulis sebuah masih bingung cara untuk menuangkan pikiranmu dalam sebuah puisi, kamu bisa membaca contoh-contohnya di sini. Siapa tahu setelah membacanya, kamu akan seperti apakah puisi tentang bencana alam tersebut? Kamu pastinya makin penasaran, kan? Daripada kelamaan, mending kamu langsung simak saja selengkapnya di bawah ini, ya! Selamat membaca! 1. Kamu di Mana? Akhirnya berita itu sampai kepada saya Gelombang tsunami setinggi 23 meter melanda rumahmu. Yang tersisa hanya puing-puing belaka. Di mana kamu, De’Na? Sia-sia teleponku mencarimu. Bagaimana kamu, Aceh? Di TV kulihat mayat-mayat yang bergelimpangan di jalan. Kota dan desa-desa berantakan. Alam yang murka manusia-manusia terdera dan sengsara. Di mana kamu, De’Na? Ketika tsunami melanda rumahmu, apakah kamu lagi bersenam pagi? dan ibumu yang janda lagi membersihkan kamar mandi? De’Na, kita tak punya pilihan untuk hidup dan mati. Namun untuk yang hidup kehilangan dan kematian selalu menimbulkan kesedihan. Kecuali kesedihan, selalu ada pertanyaan kenapa hal itu mesti terjadi dengan akibat yang menimpa kita? Memang ada kedaulatan manusia, De’Na. Tetapi lebih dulu sudah ada daulat alam. Dan kini kesedihanku yang dalam membentur daulat alam. Pertanyaanku tentang nasib ini merayap mengitari alam gaib yang sepi. De’Na! De’Na! Kini kamu menjadi bagian misteri yang gelap dan sunyi. Hidupku terasa rapuh oleh duka, amarah, dan rasa lumpuh. Tanpa kejernihan dalam kehidupan bagaimana manusia bisa berdamai dengan kematian? De’Na, hatiku menjerit pilu. Di mana kamu? Bagaimana kamu? Yang tak bisa kutolak dalam bayangan, meski mataku terbuka atau terpejam, adalah gambaran orang banyak berlarian, dikejar gelombang 23 meter tingginya. Dan lalu gempa yang menenggelamkan gedung-gedung tinggi, membelah jalan raya, menjadi jurang menganga. Ribuan manusia menjadi sampah dalam badai. Kedahsyatan daulat alam, De’Na! Bukan sekedar kematian! Inilah yang membuat aku gemetaran! Tanpa menyadari ini apakah arti kebudayaan? Apakah pula arti puisi? Hidup dan segala usaha manusia barulah berarti dan nyata bila ia menyadari batas kemampuannya. De’Na, apakah sekarang kamu lagi tersenyum membaca sajakku semacam ini? Rendra, Di Mana Kamu De’Na? Apakah kamu masih ingat tentang bencana tsunami dahsyat yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 silam? Gelombang tsunami dengan tinggi mencapai 30 meter itu mampu memporak-porandakan rumah-rumah hingga rata dengan tanah dan menelan ratusan ribu korban jiwa. Nah, puisi tentang bencana alam karya Rendra di atas dibuat untuk mengenang musibah tersebut. Saat membaca puisinya, mungkin akan membuat hatimu miris dan sedih. Ketika membayangkan seseorang yang dikasihi menjadi korban keganasan alam, kamu mungkin hanya bisa pasrah karena tidak bisa berbuat apa-apa. Memang, tak ada yang kuasa menolak kemalangan. Pada akhirnya, kamu pun harus merelakan takdirnya untuk kembali bersama Sang Pencipta. 2. Berusaha Tabah Angin diam tak ingin mengusik keheningan candra pun enggan mencipta bayangan dipilihnya persembunyian dibalik awan paling tebal agar tak sedikitpun biasnya tertinggal Tak satu serangga pun bersuara meski sekadar untuk bersendawa senyap sungguh malam ini adanya aku pun tak sedang ingin bercanda…aku berduka! Belum habis kesedihan, datang kemalangan bencana terus mencoba-coba keimanan memisahkan kekasih dan keluarga seketika mencipta rintih tangis memilu menoreh luka Justru di saat berharap khusyuk mengisi Ramadhan bertubi Kau perlihatkan tantangan ketaqwaan ditengah kebakaran padat hunian diantara asap hutan menyesakkan di kepanikan gempa menakutkan sungguh ujian yang berat dijalankan… Masih dalam kesedihan mendalam semoga mereka mampu bertahan bertahan dari guncangan batin dan siksaan badan bertahan meneguh hati menerima cobaan bertahan…hingga mendulang nikmat di ujung Ramadhan Iga Mawarni, Cobaan Puisi tentang bencana alam ini ditulis sebagai wujud keprihatinan atas banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia pada tahun 2009 lalu. Musibah besar diawali dengan tragedi jebolnya Bendungan Situ Gintung yang terjadi pada bulan April 2009 di daerah Jawa Barat. Kejadian tersebut menewaskan lebih dari seratus orang, puluhan orang hilang, dan puluhan rumah rusak berat. Beberapa bulan kemudian, tanah air kembali diguncang gempa yang menewaskan ribuan orang di Kota Tasikmalaya dan Padang yang terjadi hampir bersamaan. Terlebih lagi, para umat muslim tengah menjalankan ibadah Ramadhan dan menanti hari kemenangan pada waktu itu. Sehingga, bagi mereka yang selamat harus merayakan lebaran dalam kesedihan. Alam kalau sudah murka memang semengerikan itu, ya? 3. Alam pun Kecewa Alam semakin menegur kerja Memaki setiap nafas yang ada Mengadu pada sang pencipta Meregang dengan ketidakmampuan menyapa Terdiam dan hanya mampu melihat saja Buah kerja sang perusak alam Menyakiti jantung dan tepian kelam Mencoba menanggung setiap beban kejam Hanya karena manusia yang tak cinta alam Selalu geram dan geram Namun hanya bisa terdiam Lingkungan ikut menangis Melihat semuanya terkikis Menanti turunnya gerimis Menjadikan semuanya habis Alam dan lingkungan kini bersedih Tak ingin terjadi lagi tetapi semakin berlebih Alam dan lingkungan kini bermuram durja Tak ingin kembali luka meski sepertinya selalu saja Amma O’Chem, Ketika Alam Menangis Apa yang ada di benakmu saat membaca puisi tentang bencana alam di atas? Bisa jadi kamu berpikiran bahwa bencana alam terjadi karena alam ingin menegur perlakuan manusia yang semena-mena terhadapnya. Beberapa contohnya adalah penggundulan hutan, pengerukan barang tambang semaunya, membuang sampah plastik sembarang, dan masih banyak lagi. Tanpa disadari, mungkin kamu juga berkontribusi atas kemarahan alam. Nah, lewat puisi tentang bencana alam di atas, kamu diingatkan untuk menjaga kelestarian alam. Kamu bisa memulai langkah kecil dari dirimu sendiri, misalnya saja dengan membuang sampah di tempatnya. Lama-kelamaan, siapa tahu perbuatanmu itu akan menjadi contoh bagi orang-orang terdekatmu yang masih acuh terhadap lingkungan. 4. Belum Cukup Kenal Selalu kukira aku mengenalmu tapi ternyata belum Ketika kurasa kau tidur gedung runtuh mendadak surau dan sekolah terbelah Ketika kau gerakkan tangan untuk sekadar menggeliat dan ribuan orang berlarian ke sawah dan bebukitan bayi menangis, ibu menjerit Aku kerap merasa bisa memahamimu tapi kukira tidak Ketika kau menguap gemuruh bergelora air tinggi bergulung-gulung lalu berayun-ayun perahu menghempas pantai dan batang kelapa menenggelamkan pasir merendam jalan-jalan tepian Kini kutahu aku harus terus membacamu tiap-tiap huruf dalam buku serta hela nafas dan gerakmu karena kami bukan apa-apa sebatas debu dalam gurunmu Hendy Ch Bangun, Bencana Tidak ada seorang pun yang tahu tentang kapan datangnya sebuah bencana, salah satu contohnya adalah gempa. Keadaan yang semula tenang dan terlihat biasa saja, tiba-tiba akan langsung membuat gempar ketika musibah datang. Orang-orang dengan panik akan berusaha untuk menyelamatkan diri dan orang-orang yang dicintai dengan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Memang, di Indonesia sudah ada sebuah lembaga yang mampu melacak gempa dan potensi yang mengikutinya, yaitu Badan Meterologi dan Geofisika BMG. Namun tentu saja, bencana bisa datang lebih cepat dari yang diduga. Dan, sebagai manusia hanya bisa pasrah dan berserah saat itu semua terjadi karena jika dibanding dengan alam, manusia tidak ada apa-apanya. Kira-kira seperti itulah isi dadi puisi tentang bencana alam karya Hendy Bangun ini. Baca juga Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar yang Sangat Populer dan Melegenda 5. Alam Bergejolak Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita Ada sesuatu yang mulanya tidak begitu jelas tapi kita kini mulai merindukannya Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pergi hari Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun Daun kehilangan dahan Dahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksida itu menggilas paru-paru Kita saksikan Gunung membawa abu Abu membawa batu Batu membawa lindu Lindu membawa longsor Longsor membawa air Air membawa banjir Banjir air mata Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Bisakah kita membaca tanda-tanda? Allah Kami telah membaca gempa Kami telah disapu banjir Kami telah dihalau api dan hama Kami telah dihujani api dan batu Allah Ampunilah dosa-dosa kami Beri kami kearifan membaca tanda-tanda Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan akan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kami mulai merindukannya Taufiq Ismail, Membaca Tanda-Tanda Apa yang kamu pikirkan saat membaca puisi tentang bencana alam karya salah satu penyair legendaris Indonesia, Taufiq Ismail di atas? Mungkinkah hatimu dibuat terenyuh saat membacanya? Nah, melalui ini, penyair ingin mengajakmu untuk lebih peka dengan tanda-tanda kerusakan alam yang semakin lama semakin memprihatinkan. Alam yang dulunya asri, kini keadaannya menjadi memprihatinkan karena ulah keserakahan manusia. Salah satu contoh nyatanya adalah penggundulan hutan akibat penebangan liar. Dampak yang ditimbulkan pun tidak main-main, di antara adalah banjir, longsor, kehilangan flora dan fauna langka, dan masih banyak lagi. Semoga manusia segera menyadari hal tersebut karena alam sudah sering menunjukkan gejala-gejalanya, sebelum semuanya semakin terlambat. Baca juga Yuk, Baca Pantun Teka-Teki Ini dan Cobalah Tebak Maknanya! 6. Ketulusan untuk Membantu Manakala bencana melanda dan kau masih sibuk nyinyir ke sana ke mari, tak peduli yang kesakitan, meraung-raung dalam duka, tak peduli kau, maka kau tentulah hanya daging berjalan, bukan lagi manusia. Apalagi ketika bencana menghantam dan kau justru senang beroleh kesempatan untuk menohok lawanmu, mengaitkan sikap dirinya dengan bencana yang datang, memprovokasi masyarakat seolah bencana hadir lantaran salah lawanmu, maka kau tentulah dan pastilah hanya seonggok sampah. Manakala bencana datang marilah bersatu ulurkan tangan bantu sesama dan bukannya justru jadikan bencana sarana menghina dan menista. Berty Sinaulan, Manakala Kamu mungkin masih ingat mengenai bencana gempa bumi dahsyat yang mengguncang Lombok pada bulan Juli 2018. Gempa berkekuatan 6,4 skala richter itu bahkan juga sampai dirasakan sampai ke Bali dan Banyuwangi. Akibat musibah tersebut, ratusan orang meninggal dunia dan puluhan ribu rumah rusak berat. Namun di tengah bencana yang terjadi, ada oknum-oknum tertentu yang malah memanfaatkan situasi tersebut untuk kepentingan pribadi maupun golongan politik tertentu. Malah, ada pula yang mengaitkannya dengan hal yang tidak masuk akal, misalnya seperti mengatakan hal tersebut merupakan sebuah azab. Padahal dalam situasi yang seperti itu, orang-orang harus saling bahu-membahu untuk menolong mereka yang sedang kesusahan, bukan untuk menyalahkan orang atau golongan tertentu. Begitulah kira-kira isi dari puisi tentang bencana alam di atas. Baca juga Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara untuk Menghibur Harimu 7. Tak Dinyana Tak disangka tak dikira Tak sadar dan tak menyadari Negeriku yang tercinta Negeri indah sang surgawi Bumi bergoyang bak penari Bumi bergelombang bak penyanyi Air surgawi menerjang Merusak bumi yang indah Kulihat dan kudengar Kurasa dan kujiwai Rumah dan jalan merebah Sujud kembali kepadaNya Tak disangka tak dikira Tak sadar dan tak menyadari Negeriku yang tercinta Negeri indah sang surgawi Negeri menangis dan meraung Negeri berduka dan merenung Hanya ada satu jalan Bersatu dan bersama Membangun negeri surgawi Menyatu dengan alam Menyatu dengan jiwa Memeluk sang Khalik Kembali ke jalanNya Jalan yang terbaik Untuk negeri surgawi Selamanya hingga akhir zaman. Asrul Sani Abu, Bencana di Negeri Surgawi Jika kamu membaca puisi bencana alam ini, bisa jadi pikiranmu akan langsung tertuju sebuah bencana yang kerap menerjang Indonesia, yaitu tsunami. Mungkin juga, kamu masih ingat bencana tsunami yang terjadi pada penghujung tahun 2018 di Pantai Carita, Jawa Barat. Musibah tersebut menewaskan ratusan orang, termasuk beberapa anggota band Seventeen yang tengah manggung di sebuah acara yang diadakan di pantai tersebut. Takdir seseorang memang tidak ada yang tahu, ya. Karena tidak ada yang bisa memprediksi kapan datangnya sebuah bencana, akhirnya manusia hanya bisa pasrah akan takdirnya. Dengan adanya musibah-musibah tersebut, semoga membuat manusia lebih sadar dan semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Baca juga Kumpulan Kata-Kata Pantun Cinta Romantis untuk Pacar, Gebetan, dan Mantan Puisi tentang Alam Manakah yang Paling Membuatmu Terenyuh? Itulah 7 puisi tentang bencana alam yang bisa kamu simak di KepoGaul. Menurutmu, puisi mana yang membuat hatimu teriris pedih saat membacanya? Mungkin juga, setelah membaca beberapa sajak tersebut, kamu pun jadi merasa kecil dan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan alam. Maka dari itu, sebagai manusia yang diberi akal sudah sepantasnya untuk menjaga alam dan tidak terus-terusan merusaknya. Apa perlu alam dibuat sebegitu marahnya untuk menegur manusia yang masih bersikap acuh ini? Kalau kelestarian alam terjaga, siapa lagi yang akan menikmatinya kalau bukan kita sendiri? Semoga puisi di atas bisa dijadikan bahan renungan, ya! Nah, selain artikel mengenai puisi di atas, tidak ada salahnya kamu membaca artikel lain yang tak kalah menarik di KepoGaul. Salah satunya ada berbagai artikel yang lucu dan bisa membuatmu tertawa terpingkal-pingkal. Untuk kamu para cewek yang menyukai fashion dan makeup, bisa juga, lho, membaca artikel seputar cewek yang informatif abis. Lengkap banget, kan? Makanya, baca terus, ya! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar. 2QlcL.
  • jlf1t762ko.pages.dev/16
  • jlf1t762ko.pages.dev/33
  • jlf1t762ko.pages.dev/86
  • jlf1t762ko.pages.dev/365
  • jlf1t762ko.pages.dev/211
  • jlf1t762ko.pages.dev/140
  • jlf1t762ko.pages.dev/40
  • jlf1t762ko.pages.dev/283
  • jlf1t762ko.pages.dev/8
  • puisi bencana alam indonesia