- У ረեκθቶոձаж
- Оցу бяዞуслዋመ
- Аቷив еሿኞγуፁωራሃ ሤ прቤηуλеվፎ
- Ахըծፍсըм ло
- Ав нιпсоша б
Gambarkolase adalah salah satu contoh seni yang bisa dibuat dari bahan seperti biji bijian kulit buah kertas kaca daun kering dan juga pernak pernik. Gambar tersebut bisa anda download langsung, caranya silahkan klik pada gambar atau klik tombol download now dibawah gambar yang anda inginkan. Yaitu tumbuhan semusim dari suku kenikir
PELATIHAN DAN PEMBUATAN KOLASE MENGGUNAKAN BARANG BEKAS DI SEKOLAH DASAR DALAM MENCIPTAKAN KREATIFITAS. Megawati Semata, Ferdah Ningsih, M. Izzat Zendy, Regina Fajriya, Dietto H Ramadhan, Abdul Aziz Muhammad Abstract Media pembelajaran merupakan aspek yang sangat penting dalam proses penyerapan materi bagi siswa. Media pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat pemahaman, daya ingat dan juga perilaku siswa. Pemanfaatan barang bekas menjadi kolase dipilih karena merupakan salah satu media pembelajaran yang memiliki banyak manfaat, tidak hanya melatih motorik halus siswa tetapi juga siswa belajar untuk menjaga alam dengan memanfaatkan barang bekas. Metode yang digunakan adalah pendekatan pertisipatif dan komunikasi kelompok, dimana sasaran kegiatan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan didampingi oleh mentor. Hasil dari kegiatan ini para siswa kelas 3 SDIT Tirta Buaran dapat melatih imajinasi dan kreativitas serta menuangkan ide dengan memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar. Kekompakkan, keberanian serta kemampuan bahasa yang dimiliki siswa pun juga semakin terasah melalui metode show and tell saat memaparkan hasil tangan mereka. References Astuti, P. 2021. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA KOLASE PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Perspektif Ilmu Pendidikan, 351, 45–52. Destiana, D. 2014. KREASI KOLASE Find, Collect, and Fun Together. Cakrawala Dini Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 52, Article 2. Dewi, P. M. U., & Subrata, H. 2021. PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI DEPAN UMUM SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR. 98. Nurman. 2015. Strategi Pembangunan Daerah. Jakarta Grafindo Persada. Sakdiah, H. 2020. KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MELALUI KARYA KOLASE DI KELAS I SD NEGERI 11 BANDA ACEH [Final Year Projects, STKIP Bina Bangsa Getsempena]. Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta Kencana Prenada Media. Tabelessy, N. 2021. METODE BERCERITA UNTUK SISWA SD. Gaba-Gaba Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Bidang Pendidikan Bahasa Dan Seni, 11, 36–42. Wandi, Z. N., & Mayar, F. 2019. Analisis Kemampuan Motorik Halus dan Kreativitas pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Kolase. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 41, 351-358 Refbacks There are currently no refbacks. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ Indexed by==============================================================================================================Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat Jakarta Selatan Telp 021 7424950 Fax 021 7430756E-ISSN 2714-6286==============================================================================================================
PDF| On Apr 28, 2018, Citra Rosalyn Anwar and others published Kolase Barang Bekas untuk Kreativitas Anak (Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Makassar) | Find, read and cite all the research you need
Gambar Kolase Desain BusanaSalah satu materi pada Element Dasar Fashion Design fase E SMK tata busana adalah membuat kolase. Kolase berasal dari bahasa Perancis yaitu Coller yang berarti merekatkan dengan lem. Sedang dalam bahasa Inggris Kolase disebut collage yang berarti merekat. Menurut Susanto 2002 dipahami sebagai teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, yaitu kertas, kain, kaca, logam, dan sebagainya. Kolase sangat membutuhkan kreatifitas yang tinggi dan lebih sulit dibandingkan dengan karya seni lainnya. Pembuatan kolase dituntut memiliki kemampuan mencari dan menemukan bahan khusus dan cocok untuk membuat kolase kemudian bagaimana menyelaraskan antara bahan menjadi satu kesatuan karya yang dapat dinikmati. Metode untuk membuat kolase yaitu 1 tumpang tindih atau saling menutup overlapping, 2 penataan ruang spatial arrangement, 3 repetisi atau pengulangan repetition, 4 komposisi beragam jenis tekstur dari bahan yang berbeda, dan 5 kolase metode digital. Adapun unsur -unsur pada desain kolase adalah Unsur Titik dan bintik yaitu unsur seni rupa yang terkecil tidak memiliki ukuran panjang ataupun lebar. Sedangkan bintik adalah titik yang lebih besar. Unsur titik dan bintik pada kolase biasanya dalam bentuk butiran pasir laut. Sedangkan bintik dapat berupa biji-bijian atau kerikil kecil. Unsur Garis yaitu perpanjangan dari unsur titik yang mempunyai ukuran panjang relative tetapi tidak memiliki ukuraan lebar. Pada unsur kolase untuk garis ini dapat berbentuk lidi, batang korek api, kawat, benang, dan lainnya. Unsur Bidang yaitu unsur yang terjadai karena pertemuan beberapa garis. Aplikasi dalam kolase adalah bidang datar atau dua dimensi dan bervolume atau tiga dimensi. Unsur Warna yaitu unsur yang cukup penting dalam kehidupan yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan manusia. Unsur warna yang terdapat pada kolase adalah diwujudkan dari unsur cat, pita, kertas warna, renda, dan kain. Pada pembelajaran membuat kolase desain busana ini menerapkan model pembelajaran Problem Base Learning. Menurut Huda, Mulyono, & Rosyida, 2019, Problem based learning adalah proses pembelajaran untuk menemukan solusi dilandasi masalah kehidupan sehari-hari agar pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Kegiatan pembelajaran diawali dari sebuah permasalahan “ bagaimana membuat kolase desain busana yang menarik dengan tema Recycle” . Selanjutnya guru mengorganisasi siswa untuk belajar kelompok mendiskusikan terkait permasalahn tersebut. Hasil diskusi dituangkan dalam lembar kerja peserta didik LKPD. Setiap kelompok kemudian melakukan penyelidikan dan pencarian dari berbagai reverensi misalnya internet, buku, majalah maupun mengamati lingkungan sekitar untuk menentukan barang apa yang bisa dikreasikan menjadi kolase desain busana. Siswa mengumpulkan bahan yang telah ditentukan setelah mengkomunikasikan dengan guru dan mendapat persetujuan. Selanjutnya setiap kelompok membuat rancangan desain mulai dari membuat proporsi tubuh, pewarnaan proporsi, sketsa busana dan membuat kolase dengan bahan yang sudah dibawa. Ada empat bahan yang dimanfaatkan untuk kolase desain busana yaitu plastik kresek, kain perca koran, dan sedotan. Setiap bahan harus diseleksi terlebih dahulu dipilih yang sesuai dengan sketsa, dan layak untuk di gunakan. Bahan kresek awalnya dipotong-potong sehingga menjadi lembaran. selanjutnya digunting menurut pola yang diinginka, untuk membentuk kerutan bisa dilipit-lipit. Cara yang sama bisa dilakukan untuk bahan dari kertas koran. Perca yang digunakan adalah perca kain satin, braklat, dan tulle sisa pembuatan busana pesta, Tantangan yang dihadapi adalah finishing pada tiras atau tepi kain. Tepi kain harus disum sembunyi agar terlihat rapi. Berbeda dengan kresek dan kertas koran, untuk membuat lipit-lipit pada kain perca perlu dijahit jelujur lalu ditarik dan diikat pada bagian garis jahitnya. Sementara bahan sedotan bisa dibentuk dengan bermacam-macam potongan, belahan, dan gulungan. Alat yang digunakan sederhana yaitu alat alat gambar, pensil warna, gunting, penggris, dan lem alteko. Dalam pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator yaitu membimbing siswa yang mengalami kesilitan dan mengarahkan agar mencapai hasil kolase desain busana yang baik. Semua pembelajaran berpusat pada siswa atau student center. Guru mengamati persiapan siswa, proses pengerjaan, hingga presentasi, karena semua itu masuk pada penilaian. Selain melakukan penilaian keterampilan guru juga melakukan penilian sikap siswa yaitu kedisiplinan, kerjasama, dan keaktifan. Hasil kolase desain busana dipresentasikan agar mendapat evaluasi dan umpan balik dari guru maupun siswa lainnya. Apabila mendapat saran maka siswa hurus memperbaikinya. Tahap akhir siswa diminta melakukan dokumentasi dan mengupload hasil karyanya di sosial media. Hal ini dilakukan agar siswa lebih percaya diri dan memanfaatkan media sosial untuk pembelajaran. Penulis Desi Astuti _Guru Tata Busana SMK N 6 Purworejo
Salahsatu pemanfaatan kolase dari barang bekas yaitu kolase dari. Question from @Enny16 - Sekolah Menengah Pertama - Ips
The use of used plastic and used paper to produce an alternative in the use of media in the process of visual processing specifically graphic artwork, this step is one of the efforts to save the environment with the help of art. By utilizing used goods, mostly used paper, plastic will not directly reduce the damage caused by plastic and paper materials. Paper and plastic are explored as sustainable media, while graphic art works are not only an aesthetic realm, but seniors as a way to provide awareness and care will discuss the environment. This creation uses monoprint and collage techniques as techniques for exploration and ideas in the art process. Figures - available via license CC BYContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Brikolase is licensed under Creative Commons Attribution International License 70 Vol. 11, No. 1, Juli 2019 PEMANFAATAN KOLASE DENGAN MEDIA KERTAS DAN PLASTIK BEKAS DALAM KARYA MONOPRINT Sigit Purnomo Adi1, I Gusti Ngurah Tri Marutama2 Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Sigitpurnomoadi avatarcomey ABSTRACT The use of used plastic and used paper to produce an alternative in the use of media in the process of visual processing specifically graphic artwork, this step is one of the efforts to save the environment with the help of art. By utilizing used goods, mostly used paper, plastic will not directly reduce the damage caused by plastic and paper materials. Paper and plastic are explored as sustainable media, while graphic art works are not only an aesthetic realm, but seniors as a way to provide awareness and care will discuss the environment. This creation uses monoprint and collage techniques as techniques for exploration and ideas in the art process. Keyword Monoprint, Graphic Art, Fine Arts, Paper, Plastic Waste. ABSTRAK Penggunaan plastik bekas dan kertas bekas untuk berkarya merupakan salah satu alternatif dalam pemanfaatan media dalam proses penciptaan karya visual khususnya karya seni grafis, langkah ini merupakan salah satu upaya menyelamatkan lingkungan dengan pendekatan berkesenian. Dengan memanfaatkan barang bekas, terutama limbah kertas dan plastik, secara tidak langsung akan mengurangi kerusakan lingkungan akibat limbah plastik dan bahan kertas. Kertas dan plastik di ekplorasi sebagai medium berkesenian, dimana karya seni grafisbukan hanya urusan ranah estetik akan tetapi seni sebagai cara untuk menghadirkan sebuah nilai kesadaran dan kepedulian akan keberadaan lingkungan hidup. Penciptaan ini mengunakan teknik monoprint dan kolase sebagai teknik dalam mengekplorasi gagasan dan ide dalam proses berkesenian. Kata kunci , Limbah plastik dan kertas, Seni Grafis, Monoprint PENDAHULUAN Masalah sampah plastik di Indone-sia lagi - lagi menjadi sorotan publik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of Georgia, pada tahun 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia. Indonesia memiliki popu-lasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut diduga mencemari lautan. Vol. 11, No. 1, Juli 2019 71 Indonesia adalah satu dari sedikit negara di selatan Asia yang menjadi lokasi utama negara-negara barat untuk "membuang" sampah kertas dan plastik. Gelombang sampah plastik dan kertas terus mengancam Indonesia, ekpor sam-pah dan kertas tanpa dibarengi proses dan cara pengelolaan yang terpadu malah menimbulkan banyak permasa-lahan terhadap lingkungan hidup. Sungai dan laut indonesia sudah banyak terkontaminasi berbagai sampah baik sampah rumah tangga maupun sampah dari industri. Gambar 01. Sampah di laut/ pantau Foto Sigit, 2019 Keberadaan sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehing-ga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah, air tanah. Berangkat dari permasalahan di atas penulis punya salah satu solusi dalam pemanfaatan sampah plastik dan kertas kedalam proses penciptaan karya seni grafis. Kenapa seni grafis karena seni grafis merupakan salah satu backgroud yang dimiliki penulis sebagai seniman dan Dosen Seni Grafis yang banyak terlibat aksi penyelamatan lingkungan dengan tergabung dalam Green Campus UNS Surakarta dan Green Labs FSRD UNS Surakarta, maka penulis berinisiatif agar limbah-limbah baik plastik, kertas bekas dll dapat dijadikan media berkarya terutama karya dengan teknik monoprint dengan kolase. Peristiwa ini telah menyadarkan penulis untuk membuat terobosan nyata khususnya di bidang Seni Rupa. Kriteria bahwa seni yang baik adalah seni yang mampu membangkitkan daya hidup Marianto, 2011 107. Pemilihan teknik monoprint dengan kolase karena sangat cocok baik secara teknis maupun secara visual. Gambar 02. Tumpukan sampah kertas yng bisa didaur-ulang. Foto Sigit, 2019 Brikolase is licensed under Creative Commons Attribution International License 72 Vol. 11, No. 1, Juli 2019 Metodologi Penciptaan Teknik dan visualisasi yang sangat beragam dalam seni grafis, penulis memulai mengeksplorasi media seni grafis, dengan mengeplorasi berbagai media khususnya sampah plastik dan kertas dalam mengekpresikan gagasan dan ide dapat menghadirkan berbagai visualisasi karya yang lebih beragam sesuai dengan ketersedian media dan sifat media itu sendiri. Tahap Proses Kreatif Tahapan proses kreatif peneliti memiliki beberapa tahanpan dalam proses berkaya diantaranya penentuan ide,penentuan tema, penentuan gaya, penentuan media, penentuan teknik, dan proses kerja kreatif a. Ide Penciptaan Berdasarkan proses penciptaan karya penulis memperoleh sumber ide dari kegiatan sehari-hari dan lingkungan. Dari fenomena sampah dan plastik yang disaksikan penulis mengalami endapan estetis dan penulis juga merupakan sa-lah satu ekponen pergerakan di salah satu organisasi di kampus yang bernama GREEN CAMPUS, sebuah wadah untuk mengkampanyekan isu-isu lingkungan di kampus UNS. Setelah melihat dan membaca berbagai fenomena yang ada tentang sampah dan kertas. penulis mulai men-cari tahu bagaimana proses menjadikan sebuah ekplorasi media dari keberadaan plastik dan kertas tersebut karena penulis ingin mengaplikasikan kedalam karya visual seni grafis, dengan teknik monoprint. b. Penentuan Tema Tema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005756 mengartikan tema adalah pokok pikiran; dasar cerita yang dipercakapkan dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak dan se-bagainya. Tema sampah plastik dan kertas mengispirasi penulisuntuk meng-hadirkan medium baru dalam berkarya visual khususnya karya seni grafis yang selama ini masih berkutat dimedia yang mainstrem. Pada karya penulis meng-ekspresikan sampah dan kertas dalam berbagai nilai dan simbolis yang di-aktualisasikan dalam gaya visual mau-pun konsep dari karya seni grafis. c. Penentuan Gaya dan Teknik Penentuan Gaya dan Teknik yang diusung penulis adalah gaya visual yang sangat ekpresif dan spontan yang dipengaruhi oleh dinamika dan olah rasa pada saat karya itu dikerjakan. Kebanyak karya yang penulis kerjakan dengan pendekatan monoprint. Monoprint me-rupakan salah satu kreasi dan inovasi dalam seni cetak. Monoprint dapat di-definisikan sebagai satu dari sekian jenis Vol. 11, No. 1, Juli 2019 73 cetak yang dibuat secara unik dengan aplikasi warna atau alternatif atau pencampuran teknik, seperti etsa, engraving, dan lainnya dalam hanya satu cetakan karya Susanto, 2012 264. Monoprint sebagai salah satu alternatif berkarya dalam seni rupa. Se-niman merupakan individu yang bebas karena bisa melepaskan diri dari belenggu tradisi nilai seni di masya-rakatnya, lantaran nilai-nilai itu sudah tidak sesuai dengan kebutuhan keadaan yang seharusnya Sumardjo, 2000 89. pada karya seni grafis penulis juga mengunakan teknik kolase dalam ber-proses dalam mencipta. Kolase merupa-kan Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari bermacam-macam ba-han, seperti kertas, kain, kaca, logam, kayu, dan lainnya yang ditempelkan pa-da permukaan gambar. Kolase Dalam penciptaan ini penulis fokus pada meng-olah kolase dari media plastik dan kertas d. Penentuan Media Media adalah bahan atau materi yang digunakan Penulis dalam berkarya adalah media plastik dan kertas. Hal itu dipertegas lagi oleh Dwi Marianto, menurut Dwi Marianto media adalah bahan atau media yang digunakan seniman dalam mengekpresikan semua ide dan gagasannya kedalam media, seperti lukis, patung, video art. Kemudian dapat diartikan sebagai identifikasi materi-materi spesifik yang dipakai oleh seniman Marianto, 200674 Dalam sua-tu penciptaan karya untuk menuangkan idenya, dalam pemakaian alat dan bahan sangat memengaruhi hasil akhir dari sebuah karya lukis. Penulis mengguna-kan beberapa media yaitu berupa plastik dan kertas pembentukan karya seni. Tahap ini dilakukan melalui trans-formasi dalam berbagai sketsa yang direkonstruksi dan dielaborasi pada medium plastik dan kertas. Dalam hal ini, kadang kala terjadi perubahan pemikiran yang signifikan terhadap rancangan sketsa sebelumnya, karena dalam pro-ses kreatif pasti akan melibatkan intuisi untuk melakukan terobosan-terobosan baru terhadap berbagai aspek. Aspek-aspek yang dimaksud adalah hal-hal yang menyangkut pengolahan komposi-si, pewarnaan, aplikasi tekstur, pem-bagian komposisi bidang ataupun ruang sehingga kebutuhan ekspresi estetik, serta artistik yang merupakan bagian dari gagasan dapat dielaborasi secara op-timal. HASIL DAN PEMBAHASAN Studi penciptaan karya seni grafis ini telah menghasilkan tiga karya, yaitu “Akibat Bahaya Laten Teroris”, “I love Rock And Roll but I love Living Environ-ment”, dan “Sampah dan Manusia”. Brikolase is licensed under Creative Commons Attribution International License 74 Vol. 11, No. 1, Juli 2019 Semua karya diselesaikan dengan menggunakan teknik monoprint dan kolase. Monoprint berarrti hanya dicetak satu, dan dalam proses pembentukann-nya juga menggunakan teknik kolase yaitu menggabungkan dua karakter ma-terial yang berbeda. Pada kasus ini, menggunakan kertas dan plastik. Gambar 03. “Sampah dan Manusia”, 80 cm x 60 cm, monoprint dan kolase, plastik dan kertas, 2019Foto Sigit, 2019 Fokus kepada karya yang bertajuk “Sampah dan Manusia”, penulis mem-visualisasikan ide gagasannya tentang Lingkungan hidup dan permasalahanya Sehingga obyek utama disini berupa representasi dari manusia. Dihadikan seolah mengimajinasikan sesuatu harap-an. Semua objek di sini semua dikerja-kan secara manual, proses berkarya mengunakan teknik monoprint dan kolase untuk mengkomunikasikan ide dan gagasan penulis tentang dilema manusia dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan dan lingkung-an sosial di era destruktif. Karya ini menggunakan medium yang sedikit berbeda daripada medium grafis kon-vensional lainnya, yaitu berupa media plastik dan kertas. Penggunaan limbah plastik dan kertas bekas untuk berkarya merupakan suatu terobosan yang nyata, dalam upaya menyelamatkan lingkungan dalam bahasa Seni Rupa terutama dalam bidang Seni Grafis. Disini pengunaan limbah plastik dan kertas mempunyai dua tujuan yaitu Pertama bagaimana menghadir-kan berbagai isu-isu lingkungan dalam karya seni visualkhususnya seni grafis sebagai salah nsatu membangun wa-cana baru dalam menyingkapi fenomena seni dan lingkungan. Kedua bagaimana limbah plastik dan kertas mampu didaurulang sebagai salah satu strategi dalam mensiasati dalam mengurangi dan pengolahan sambah guna mendukung sistem eko-nomi sirkular circular economy adalah pemanfaatan barang-barang barang-barang bekas secara maksimum dan Vol. 11, No. 1, Juli 2019 75 “resureksi” melalui tiga cara daur ulang recycle, penggunaan kembali reuse dan produksi ulang remanufacture. Ekonomi sirkular adalah sistem yang didesain restoratif dan regeneratif. Artinya, bahan-bahan yang digunakan tetap berputar dalam sebuah sistem lingkaran tertutup, bukan hanya diguna-kan sekali dan kemudian dibuang,” tulis Nicola Ledsham dalam “Creating a Circular Economy for Plastics” di Sustain Ability. Dalam kasus benda-benda plas-tik, kata Ledsham, hal ini berarti menjaga nilai ekonomisnya. Industri Plas-tik dan Ekonomi Sirkular, akses SIMPULAN Pemilihan teknik Monoprint dengan kolase limbah kertas dan plastik sangat cocok baik secara teknis maupun secara visual. Monoprint sebagai alternatif seni cetak yang patut dikembangkan sebagai salah satu variasinya penggunaan ko-lase limbah kertas dan plastik. Pengembangan teknik kolase dan mo-noprint sebagai salah satu jawaban dalam menghadapi permasalahan ling-kungan terutama masalah limbah plastik dan kertas yang makin lama makin memprihatinkan terutama di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Buku KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta PT Persero penerbitan dan percetakan. Marianto, M. Dwi. 2011. Menempa Quanta Mengurai Seni. Yogyakarta Badan PenerbitISI Yogyakarta. Marianto, M. Dwi. 2002. Seni Kritik Seni. Yogyakarta Yayasan Bentang Budaya Mike Susanto. 2012. Diksi Rupa, Yogyakarta; PT. Dictiart. Sigit Purnomo Adi. 2017. Perkembangan Seni Urban di Surakarta. Surakarta UNS Pers. Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung Institut Teknologi Bandung Web Plastik dan Ekonomi akses ... Seni grafis mempunyai banyak teknik, secara garis besar ada 4 teknik dasar antara lain cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring dan yang terakhir cetak datar. Keempat teknik tersebut merupakan cetak grafis konvensional Justian et al., 2020 Adi & Marutama, 2019. Miniprint merupakan hanya format kertanya saja, secara teknisnya sama tidak ada perubahan. ...The proliferation of contemporary cafes in the Surakarta area and its surroundings has added to the increasing wheel of the economy. It is recognized that during the Covid 19 pandemic these efforts were somewhat dimmed, but after or after the Covid 19 pandemic, these efforts continued to increase. Contemporary cafe businesses, especially those that open coffee shops, mostly require something artistic, it can be in the form of decoration, appearance in arranging the room to other things. Decorations or cool language, aesthetic elements are needed to make these cafes more attractive to visitors, especially young people. Young people or children today need places to gather or hang out as well as places for selvi or making stories. Seeing this very promising business opportunity makes the author quite intrigued by this problem. Business opportunities, especially those engaged in making aesthetic elements on the walls of contemporary cafes. Based on the experience gained by the author as a graphic artist, it encourages the author to find suitable partners to be trained in the creation of graphic art works in the form of aesthetic elements, especially those using high and mini-sized printing techniques. The author finally chose the Makmur Graphic Community. This community is a community engaged in graphic studios, exhibition venues and also a place for graphic art work. The purpose of this PKM is to train and assist the Makmoer Graphic Community so that they can produce high-tech graphic art products in a mini format, as an aesthetic element in contemporary cafes in the Surakarta area and its surroundings. The choice of the Makmur Graphic Community as a partner is because this community is inhabited by very young members, besides that this community is already very present in the graphic arts arena, especially in the Surakarta area and its surroundings. Many events have been held both online and offline, it's just that this community has shortcomings, especially in the products produced. For the methodology, Asset Based Community Development ABCD. The impact is clear that the Makmur Graphic Community is now not only able to produce works of graphic art as a medium of expression, but can also produce decorative works or aesthetic elements. The second clearly produces a significant impact in the economy because the demand for these crafts from time to time has increased. And this is very supportive of the theme of this national seminar, namely the role of universities in community empowerment in supporting progress after the Covid 19 purpose of this research is to understand the changes that occur in graphic art. especially the shift in fuction from graphic art from the dysnatic era to the present development of pure graphic artwork into applied work is based on the need of the widdercommunity that are processed and integrated together with fuctional from graphic art, especially for high print techniques than began with woodenboard, to gouge, as it expanded into the media of rubber, screen, hardoard, stone, andmetal. The research is more focused and processing graphic arts to become an appliedart that can add economic value to artist. these changes will be reviewed by the what is the cause of the change of graphic art to applied artRagil Perdana SaniFauzan DharmawanDwi PutraNunung Nurhasanahp> Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan bukan hanya tentang kajian keilmuan akan tetapi juga memiliki nilai praktis dalam kehidupan bermasyarakat. Rumah belajar merupakan salah satu sarana pendidikan berbasis nonformal. Salah satu rumah belajar yang terdapat di Jakarta Timur adalah “Terminal Pintar”. Berdasarkan hal itu dibutuhkan kegiatan sosial guna menunjang pembelajaran anak anak di terminal pintar tersebut. Kegiatannya meliputi Movie Learning dan juga gambar kolase. Film atau movie dalam kegiatan ini dipilih berdasarkan film atau tayangan animasi yang mengandung banyak nilai-nilai yang baik terhadap perkembangan anak. Yaitu animasi yang berjudul Nusa dan Rara. Setelah menonton animasi dari Nusa dan Rara disajikan beberapa pertanyaan terkait dengan animasi tersebut. Dan menggambar kolase yang kita lakukan juga mengambil gambar dari animasi Nusa dan Rara. Yang kami nilai secara objektif dan langsung, terhadap kerapihan dan penggunaan warna. Dan didapatlah capaian dari kegiatan ini sesuai dengan yang diharapkan yaitu meningkatkan kreativitas anak-anak dan menanamkan nilai-nilai yang baik untuk perkembangan anak-anak di Terminal Pintar. Kata kunci Pendidikan, Movie learning, olase dan Nussa & Rara
Salahsatu kegiatan yang menarik dan dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui pembuatan kolase dari barang bekasKegiatan kolase yang merupakan kegiatan berseni rupa yang diwujudkan dengan teknik menempel dan menyusun bahan yang disediakan. sebab menggunakan barang-barang bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PEMBELAJAR Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 1 April 2018 hal 53-62 e-ISSN 2549-9114 dan p-ISSN 2549-9203 Received Februari-2018; Reviewed Maret-2018; Published April 2018 53 Kolase Barang Bekas untuk Kreativitas Anak Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Makassar aCitra Rosalyn Anwar, bKarta Jayadi, aArifin Manggau aUniversitas Negeri Makassar, Fakultas Ilmu Pendidikan Makassar bUniversitas Negeri Makassar, Fakultas Seni dan Design Makassar aCorresponding e-mail chitra_ungu Anstrak. Kreativitas sangat dibutuhkan karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas kreativitas anak menjadi salah satu hal yang dikembangkan di pendidikan usia dini. Salah satu kegiatan yang menarik dan dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui pembuatan kolase dari barang bekasKegiatan kolase yang merupakan kegiatan berseni rupa yang diwujudkan dengan teknik menempel dan menyusun bahan yang disediakan. Pemilihan kegiatan kolase untuk meningkatkan kreativitas anak karena dengan kegiatan ini anak dapat berkreasi sesuai dengan minat masing-masing dan menarik bagi anak, selain itu murah dan mudah karena bahan-bahan tidak membutuhkan banyak biaya, sebab menggunakan barang-barang bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Tulisan ini merupakan sebuah hasil penelitian yang dilakukan di salah satu taman kanak-kanak di kota Makassar juga mengacu pada kajian terhadap berbagai literature, hasil penelitian yang berupa data-data serta berbagai teori yang dihimpun. Data yang dihimpun dalam artikel ini berasal dari penelitian dan berbagai sumber yang ditelusuri dengan metode ilmiah kualitatif Kata Kunci Kolase,Pendidikan anak usia dini,kreativitas,barang bekas ©2018 –Pembelajar Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC . 1 PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan paling mendasar dan menempati posisi yang sangat strategis dalam perkembangan sumber daya manusia Mutia,2010. Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan di mana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kasempatan kepada anak untuk belajar memahami lingkungannya Sujiono,2013. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.” Bab I Pasal,butir 14 ditegaskan bahwa Pendidikan anak usia dini PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bahwa Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini atau di biasa disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 54 anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni dan kreativitas. Salah satu aspek yang penulis teliti adalah kreativitas anak. Menurut Susanto 2011112 Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa produk atau gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan melihat unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas akan muncul pada diri anak yang memiliki motivasi yang tinggi, rasa ingin tahu, dan imajinasi. Anak kreatif selalu mencari dan menemukan jawabannya, dengan kata lain mereka senang memecahkan masalah, selalu bersikap terbuka terhadap sesuatu yang baru dan yang tidak diketahui sebelumnya, mereka juga memiliki sikap lentur fleksibel, suka mengekpresikan diri dan bersikap natural asli. Kreativitas anak sangat penting karena kreativitas merupakan pondasi pendidikan untuk mempersiapkan anak menjadi ilmuwan, pencipta, artis, musisi, pemecah masalah dan sebagainya di waktu yang akan datang Suratno,2005. Kreativitas sangat dibutuhkan karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Kemampuan kreativitas anak menjadi salah satu hal yang dikembangkan di pendidikan usia dini. perlu adanya kegiatan yang tepat untuk meningkatkan kreativitas anak. Salah satu kegiatan yang menarik dan dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui pembuatan kolase dari barang Nicholson 20074 “Kolase adalah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang ditempel. Kegiatan kolase yang merupakan kegiatan berseni rupa yang diwujudkan dengan teknik menempel dan menyusun bahan yang disediakan. Latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya mengarah pada rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Kreativitas Anak Melalui Pembuatan Kolase dari Barang Bekas pada Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa di Kecamatan Mariso Kota Makassar? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meberikan gambaran Kreativitas Anak Melalui Pembuatan Kolase dari Barang Bekas pada Taman Kanak-Kanak Nurul Taqwa di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka penelitian ini diharapkan mempunyai konstribusi dalam pendidikan meliputi adalah sebagai berikut Konstribusi Teoretis a. Bagi akademis, dapat menjadi bahan informasi, masukan serta pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dalam upaya meningkatkan mutu masyarakat sekaitan pendidikan anak usia dini. b. Bagi peneliti, menjadi bahan acuan atau referensi untuk mengkaji lebih dalam sejauh mana Pengembangan Kreativitas Anak Melalui Pembuatan Kolase dari Barang Bekas pada Taman Kanak-Kanak Nurul Taqwa di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Subjek penelitian adalah Siswi dan Guru TK Nurul Taqwa Kecamatan Mariso Kota Makassar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan subjek penelitian, mengamati aktivitas mereka di kelas, juga dengan dukungan rujukan data sekunder berupa literatur , sebagai sumber data penunjang, maka teknik penelitian dalam triangulasi tersebut satu dengan lainnya saling melengkapi. Peneliti melakukan aktivitas pengumpulan data, dengan mengacu pada Creswell, yang disebut sebagai A Data Collection Circle Creswell,1998109-135. Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 55 Gambar Lingkaran Pengumpulan Data Sumber Creswell, 1998110 Model lingkaran pengumpulan data pada gambar menunjukkan beberapa aktivitas yang satu sama lainnya saling berhubungan. Sesuai saran Creswell, maka penelitian ini dimulai dengan penentuan tempat atau individu locating site or an individual. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah Wawancara Mendalam dan Observasi Non-Partisipan. Denzin dalam Mulyana, 2004176 menyatakan pengamat dapat mem-presentasikan situasi yang memungkinkan peneliti melakukan sekali kunjungan atau wawancara dengan responden dan pengamat penuh complete observer yang tidak melibatkan interaksi sosial Kreativitas menurut Suratno 2005 24 adalah suatu aktivitas imajinatif yang memanifestasikan kecerdikan dari pikiran yang berdaya untuk menghasilkan suatu produk dan atau untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan caranya sendiri. Kreativitas adalah proses mental hubungan dengan konsep-konsep, gagasan-gagasan atau pengalaman-pengalaman termasuk di dalamnya suatu susunan, suatu gagasan baru.” Selanjutnya Wiyani dan Barnawi 2014 99 menyatakan bahwa “Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna atau bermanfaat”. Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan dalam menciptakan ide, gagasan, produk, proses, yang di peroleh dari apa yang dilihat sebelumnya dituangkan dan dikembangkan sesuai dengan imajinasi diri sendiri. Ciri-ciri Kreativitas Mengembangkan kreativitas anak perlu untuk mengetahui ciri-ciri dari kreativitas itu sendiri. Adapun ciri-ciri kreativitas anak menurut Seto 2004 11 menyatakan kreativitas memiliki ciri-ciri antara lain rasa ingin tahu, berani mengambil resiko,bebas dalam berfikir dan sebagainya. Robert J. Sternberg Mutia, 2010 44 berpendapat bahwa seorang anak dikatakan memiliki kreativitas di kelas mana kala mereka senantiasa menunjukkan a. Merasa penasaran dan memiliki rasa ingin tahu, mempertanyakan dan menantang serta tidak terpaku dengan kaidah-kaidah yang ada. b. Memiliki kemampuan berfikir lateral dan mampu membuat hubungan-hubungan baru di luar hubungan yang lazim. c. Memimpikan tentang sesuatu, dapat membayangkan, melihat, berbagai kemungkinan, bertanya apa jika seandainya’ dan melihat sesuatu dengan pandangan yang berbeda. d. Mengeksplorasi berbagai pemikiran dan pilihan, memainkan idenya, mencoba alternative dengan melalui pendekatan yang segar , memelihara penilaian yang terbuka dan memodifikasi pemiki-rannya untuk memperoleh hasil kreatif. e. Merefleksikan secara kritis atas gagasan, tindakan dan hasil meninjau ulang kemajuan yang telah dicapai, mengundang dan memnafaatkan umpan balik, mengkritik secara konstruktif dan dapat melakukan pengamatan secara cerdas. locating site/individualGaining Access and Making RapportPurposefully SamplingCollecting DataRecording InformationResolving Field IssuesStoring Data Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 56 Kecerdasan dan kreativitas memiliki kaitan yang erat walaupun tidak mutlak. Orang yang kreatif dapat dipastikan ia orang yang cerdas, namun tidak selalu orang cerdas pasti kreatif. Lahirnya sebuah karya kreatif, membutuhkan lebih dari sekedar kecerdasan. Orang kreatif akan memperkaya cara memecahkan masalahnya dengan berbagai cara. Berdasarkan pendapat di atas ciri-ciri kreativitas dapat dilihat pada, keinginannya mencari pengalaman-pengalaman yang baru, rasa ingin tahu yang tinggi, selalu melihat sesuatu dengan pandangan yang berbeda, berfikir kritis, dan memiliki daya imajinasi yang tinggi, memiliki kelancaran dan kelenturandalam menciptakan suatu karya, memiliki banyak cara dalam menyelesaikan suatu masalah. Pengembangan Kreativitas Pada dasarnya setiap manusia memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. Sehingga yang lebih utama dalam dunia pendidikan yaitu mengembangkan bakat dan kreativitas. Menurut Rahmawati dan Kurniati 2010 ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kreativitas anak yaitu a. Pengembangan kreativitas melalui aktivitas menciptakan produk hasta karya. Ada beberapa kegaiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak melalui aktivitas produk atau kegiatan hasta karya yang dillakukan anak usia taman kanak-kanak yaitu boneka dan benda dari batu, patchwork gambar diri, menghias telur, menghias kartu,dan kendaraan dari barang bekas dan sebagainya. b. Pengembangan kreativitas melalui imajinasi. Di sini anak diajak untuk berimajinasi membayangkan dirinya bersada di suatu tempat, menjadi binatang misalnya menjadi binatang aneh, gerakan angin, berjalan di luar angkasa, kura-kura,terbang dilangit yang luas, pantomin, sirkuit balapan mobil dan sebagainya. c. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan ekplorasi. Pada kegiatan ini anak terlibat langsung dalam suatu kegiatan melihat secara nyata dan dapat membatu terbentuknya sikap dan rasa ingin tahu anak yang tinggi Ada beberapa kegiatanyang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak melalui eksplorasi yaitu bermain pasir, bermain air, aneka gelembung sabun,boneka pasir,bermain di kolam ikan,bermain dilaut, mengumpulkan batu seukuran. d. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan eksperimen. Kegiatan ini dapat memacu anak untuk berfikir kreatif dan menemukan ide-ide baru. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan eksperimen yaitu mencampur warna, minuman rasa baru, melayang, terapung dan tenggelam, buah cair enak, bubur koran. e. Pengembangan kreativitas melalui permainan musik. Musik juga dapat mengembangkan kreativitas anak, dengan musik anak bisa bermain sambil bernyanyi. Sekaligus dapat mengembangkan kreativitas anak. Misalnya bernyanyi semut kecil, dirigen, kotak kartu musik, musik misterius, bernyanyi dan berkeliling,perkusi bernyanyi dan gelas plastik berirama menarik. f. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan proyek. Pada kegiatan ini anak dilibatkan untuk mengerjakan suatu proyek sehingga dapat dengan mudah meningkatakan kreativitas anak. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mengembangakan kreativitas anak melalui kegiatan proyek yaitu proyek bumi antartika, proyek hutan belantara, proyek lebah madu, proyek ulang tahun, proyek 17 agustusan, dan proyek lebaran. g. Pengembangan kreativitas melalui bahasa. Bahasa dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas anak. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak melalui bahasa yaitu membuat outobiografi, membuat buku cerita, siapa aku?, semalam aku bermimpi,puisi indah, buku harianku, Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 57 menceritakan gambar, dan melanjutkan cerita. Faktor Pendorong dan Penghambat Kreativitas a. Faktor pendorongkreativitas Menurut Hamzah 2013 faktor pendorong kreativitas terdiri dari dua faktor yaitufaktor luar dan faktor dari dalam. 1 Faktor dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam meningkatkan perkembangan anak, terutama otang tua sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan krativitas anak. 2 Faktor dari dalam yaitu dari individu sendiri, adanya kemauan untuk melakukan suatu sesuai dengan keinginan sendiri. b. Faktor penghambat kreativitas Menurut Susanto 2011 faktor penghambat kreativitas anak yaitu 1 Orang tua, orang tua adalah peletak dasar yang paling utama dalam mengembangkan kreativitas anak di rumah. Namun banyak tindakan orang tua yang dapat menghambat perkembangan kreativitas anak. Misalnya menghukum anak jika berbuat salah, tidak memberi kebebasan kepada anak dalam melakukan suatu aktivitas, selalu ketat mengawasi anak, selalu menekan dan memaksa anak dalam menyelesaikan pula oranng tua yang sering memberikan hadiah pada anak, padahal memberi hadiah pada anak dapat merusak motivasi dan kreativitas anak. 2 Guru, guru yang kreatif akan menciptaka anak didik yang kreatif. Guru yang cenderung mengahmbat keterampilan berfikir kreatif dan kesediaan anak utuk mengembangkan kreativitas anak yaitu memberikan penekanan pada anak bahwa guru selalu benar, penekankan hafalan pada anak, penekanan ketat untuk menyelesaikan pekerjaan, penekanan untuk selalu bekerja dan bermain hanya sekedar untuk rekreasi. 3 Lingkungan yang membatasi. Belajar dan kreativitas anak tidak dapat ditingkatkan dengan paksaan. Jika belajar dipaksakan dalam lingkungannya serta tidak memberi kebebasan anak untuk berinteraksi dengan teman atau orang-orang yang ada disekitarnya, maka interaksi anak dapat di rusak. Susanto 2011 menyatkan komponen kemampuan kreativitas anak meliputi Kelancaran fluency, kelenturan flexibility, keaslian Originaliti, dan penguraian elaborastion. a. Kelancaran fluency Kelancaran fluency ini dapat dilihat dari ini indikator sebgai berikut Ekspresif, yaitu memiliki kemauan yang kuat serta dorongan yang disertai semangat yang tinggi untuk maju dan berhasil dengan berusaha sekuat tenaga untuk tercapai tujuan yang ditetapkannya; 1 Arus gagasan spontan, dimana orang yang kreatif itu dipenuhi dengan gagasan dan ide-ide baru dan segar, serta mampu mencari solusi dan alternatif jalan keluar yang terbaik; dan 2 Menggunakan waktu untuk menemukan masalah dan solusi, yaitu untuk orang kreatif ini tidak banyak membuang-buang waktu untuk bersantai-santai yang kurang berarti, tetapi banyak digunakan untuk mencari gagasan baru dalam memecahkan masalah. b. Kelenturan flexibility ini dapat dilihat dari inidkator berikut 1 Cenderung mengadakan percobaan mandiri dengan berbagai gagasan serta media, bahan, dan teknik. 2 Tidak menggunakan metode umum dalam menyelesaikan masalah. 3 Melakukan pendekatan, sudut pandang dari perspektif yang berbeda, 4 Toleransi terhadap konflik dan kelancaran. 5 Kemampuan menyesuaiakan diri dari situasi satu kesituasi lainnya. c. Keaslian Originaliy ini dapat dilihat dari indikator berikut 1 Imajinasi tinggi, mampu menggambarkan dengan jelas fenomena yang sifatnya futuristis, 2 Tidak terpengaruh dari luar, 3 Cenderung mengadakan percobaan dengan menemukan masalah sebelum masalah dipahami. Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 58 d. Elaborasi dapat dilihat dari indikator berikut 1 Penggunaan banyak unsur, tidak monoton pada satu aspek saja. 2 Menggunakan ide-ide dari masalah Kolase dari Barang Bekas a. Pengertian Kolase Menurut Robins 2007 Kolase adalah seni menempel gambar atau pola menggunakan bahan-bahan yang berbeda, seperti kertas dan kain yang direkatkan pada latar menurut Sumanto 2005 93 “Kolase adalah aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis lukis tangan dengan menempelkan bahan-bahan tertentu.”Selanjutnya menurut Nicholson 2005 4 “Kolase adalah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang ditempel.” Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menyusun berbagai potongan bahan baik berupa kertas atau material lain yang ditempel pada permukaan kertas sehingga membetuk suatu gambar. b. Manfaat Kolase Menurut Ramdhania & Triyuni 2012 ada beberapa manfaat kolase diantaranya 1 Melatih motorik halus anak 2 Meningkatkan kreativitas anak 3 Melatih konsentrasi anak 4 Mengenalkan warna pada anak 5 Mengenalkan bentuk pada anak 6 Mengenalkan jenis dan aneka bahan pada anak 7 Mengenalkan sifat bahan kepada anak 8 Melatih ketekunan anak 9 Melatih kemampuan ruang 10 Melatih anak dalam memecahkan masalah 11 Melatih anak untuk percaya diri. c. Bahan dan Peralatan Kolase Bahan yang digunakan dalam pembuatan kolase di TK tentu akan berbeda dengan bahan pembuatan kolase pada umumnya. Tetapi dalam prinsip pembuatannya dan prinsip kerjanya, baik untuk kolase pada TK maupun pada umumnya adalah sama. Menurut Sumanto 2005 94 “bahan pembuatan kolase di TK dengan menggunakan bahan sobekan/potongan kertas koran, kertas majalah, kalender kertas lipat kertas berwarna atau bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.” Menurut Dewi, dkk 2014 bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan membuat gambar dengan teknik kolase antara lain bahan alam kulit batang pisang kering, daun, ranting dan bunga kering, kerang, batu batuan, bahan olahan kertas berwarna, kain perca, benang, kapas, plastik sendok es krim, sedotan minuman, logam, karet, bahan bekas kertas koran, kalender bekas, majalah bekas, tutup botol, bungkus makanan. Bahan yang akan digunakan subjek penelitian pada penelitian ini adalah barang bekas seperti Koran, baju bekas dan kalender bekas. Setyoko 2012 3 “Barang bekas adalah barang-barang sisa pakai yang sudah tidak digunakan lagi.” Sedangkan Iskandar 2006 berpendapat bahwa barang bekas adalah semua barang yang telah tidak dipergunakan atau tidak dapat dipakai lagi atau dapat dikatakan sebagai barang yang sudah diambil bagian utamanya. Dapat disimpulkan bahwa barang bekas adalah benda yang sudah pernah dipakai baik sekali maupun lebih dari satu kali dan sudah tidak digunakan lagi. Jenis barang bekas yang digunakan untuk membuat kolase di TK menurut Sumanto 2005 bahan pembuatan kolase di TK dengan menggunakan bahan sobekan/potongan kertas koran, kertas majalah, kalender kertas lipat kertas berwarna atau bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. e. Langkah-langkah Pembuatan Kolase Menurut Sumanto 2005 langkah langkah guru dalam mengajarkan pembuatan karya kolase di TK adalah 1 Guru menyiapkan kertas gambar/karton sesuai ukuran yang Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 59 diinginkan, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, lem dan peralatan lainnya. 2 Bahan membuat kolase disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat, untuk lingkungan desa gunakan bahan yang mudah ditempelkan. Misalnya untuk lingkungan kota gunakan bahan buatan, bahan limbah, bekas dengan pertimbangan lebih mudah di dapatkan. 3 Guru memandu langkah kerja membuat kolase dimulai dari, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, memberi lem pada bahan yang akan ditempelkan dan cara menempelkan bahan yang telah diberi lem sampai menjadi kolase. 4 Guru diharapkan juga mengingatkan pada anak agar dapat melakukannya dengan tertib dan setelah selesai merapikan/membersihkan tempat belajarnya. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman kanak-kanak “Nurul Taqwa” adalah salah satu wadah pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan anak usiadini yang terletak di Kec. Mariso Kota Makassar, taman kanak-kanak Nurul Taqwaberdiri sejak pada tahun 90 an dan mulai mulai beroprasi ditahun yang sama, dengan jumlah anak didik sebanyak kuranglebih 60 dengan tenaga pendidik sebanyak 6 orang. Secara geografis letak TK “Nurul Taqwa” sangat strategis karena berada ditengah-tengah pemukiman padat penduduk. Karena berada di tengah-tengah pemukiman warga sehingga anak didik akan aman dari hiruk pikuk dan lalu lalang kendaraan. Peningkatan Kreativitas Anak Melalui kegiatan Kolase dari Barang Bekas Di Kelompok B Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Kecamatan MarisoKota Makassar Untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan kolase dari barang bekas dalam meningkatkan kreativitas anak kelompok B, pada pembelajaran di kelas mengangkat tema diri sendiri dan sub tema panca indra kolase gambar tangan dan Kolase gambar tubuh, kreatifitas digambarkan melalui kegiatan kolase dari barang bekas yaitu kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi. a. Kelancaran Pengerjaan kolase yang dilakukan anak sesuai intruksi ibu gurunya, berjalan lancar sesuai waktu dan tema yang telah diberikan pada anak. Sekalipun masih ada beberapa anak yang belum bisa melakukan secara maksimal kelancaran tersebut. Ada beberapa langkah yang telah dilakukan guru pada kegiatan ini dari yaitu 1 Guru menyiapkan alat dan bahan seperti pola gambar tangan yang akan di isi dengan kepingan kolase, lem, pakaian, kalender bekas dan koran yang telah digunting menjadi kepingan-kepingan kecil. 2 Guru membagi anak dalam kelompok kecil yang dalam satu kelompok terdiri dari 3-4 anak. 3 Guru membagikan dan memperkenalkan satu-persatu alat dan bahan yang akan digunaka untuk kegiatan kolase kepada anak. 4 Guru memperlihatkan contoh kolase dari barang bekas yang sudah jadi. 5 Guru memperlihatkan cara mengerjakan kolase sepeti cara memberi lem pada kepingan kolase yang telah disediakan, dan cara menempel kepingan kolase pada pola gambar yang disediakan. 6 Guru mempersilahkan anak untuk untuk melaksanakan kegiatan kolase, dan memberi motivasi kepada anak untuk bekerja sesuai dengan imajinasinya sendiri. 7 Guru mengamati proses pekerjaan dan hasil pekerjaan anak. Sebagian besar anak mampu menyelesaikan kegiatan dengan tepat waktu, unsur kelancaran tanpa ada bantuan dari guru , lima anak menyelesaikan kegiatan kolase dengan tepat waktu tetapi masih dibantu oleh guru, sisanya ada tiga anak yang meski sudah dibantu oleh guru, masih tidak dapat menyelesaikan tepat waktu. b. Kelenturan Kelenturan yaitu kemampuan anak dalam menempel kepingan kolase pada pola gambar. Dari 15 anak ada 8 anak mampu menempel 3 bahan dalam membuat kolase, sebagian mampu menempel 2 bahan dalam Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 60 membuat kolase, dan sisanya hanya menempel satu kolase. Langkah yang dilakukan guru pada kegiatan ini yaitu 1 Guru menyiapkan alat dan bahan seperti pola gambar tangan yang akan di isi dengan kepingan kolase, lem, pakaian, kalender bekas dan koran yang telah digunting menjadi kepingan-kepingan kecil. 2 Guru membagi anak dalam kelompok kecil yang dalam satu kelompok terdiri dari 3-4 anak. 3 Guru membagikan dan memperkenalkan satu-persatu alat dan bahan yang akan digunaka untuk kegiatan kolase kepada anak. 4 Guru memperlihatkan contoh kolase dari barang bekas yang sudah jadi. 5 Guru memperlihatkan cara mengerjakan kolase sepeti cara memberi lem pada kepingan kolase yang telah disediakan, dan cara menempel kepingan kolase pada pola gambar yang disediakan. 6 Guru mempersilahkan anak untuk untuk melaksanakan kegiatan kolase, dan memberi motivasi kepada anak untuk bekerja sesuai dengan imajinasinya sendiri. 7 Guru mengamati proses pekerjaan dan hasil pekerjaan anak. c. Keaslian Yang dimaksud dengan keaslian atau originalitas adalah anak dapat menempel kepingan kolase pada gambar sesuai dengan imajinasi anak itu sendiri. Keaslian pada kegiatan ini ditunjukkan oleh anak yang dapat menempel kepingan kolase pada gambar berdasarkan imajinasinya sendiri dari 15 anak didik lebih dari separuh mampu berimajinasi sendiri melalui tempelan kolasenya, karena pada saat menempel kepingan kolase berbeda dengan yang lain, dan bekerja sesuai keinginannya sendiri, sisanya masih mengharapkan bantuan dari guru, namun juga terdapat sebagian kecil yang tidak mampu melakukannya. d. Elaborasi Elaborasi dalam konteks kreatifitas adalah penyesuaian sesuatu dalam suatu objek ke objek yang lain. Seperti halnya dalam pembelajaran kolase pada anak usia dini di taman kanak-kanak. Anak mampu memilih warna yang sesuai dengan bahan kolase. Anak dapat memilih warna dari bahan kolase yang disediakan, disini anak dinggap mampu melakukan elaborasi. Enam anak didik mampu melakukan sendiri tanpa bantuan dari guru, sisanya memilih 2-3 hingga hanya satu warna yang disediakan oleh guru. Pembahasan Kreativitas adalah kemampuan dalam menciptakan ide, gagasan, produk, proses, yang diperoleh dari apa yang dilihat sebelumnya dituangkan dan dikembangkan sesuai dengan imajinasi diri sendiri. Dalam meningkatkan kreativitas anak maka dilakukan kegiatan kolase dari barang 2007 Kolase adalah seni menempel gambar atau pola menggunakan bahan-bahan yang berbeda, seperti kertas dan kain yang direkatkan pada latar belakang dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menyusun berbagai potongan bahan baik berupa kertas atau material lain yang ditempel pada permukaan kertas sehingga membetuk suatu gambar. Kegiatan kolase sangat baik digunakan dalam meningkatkan kreativitas anak karena anak dapat berkreasi sesuai dengan kreativitas anak masing-masing dan merupakan kegiatan menarik bagi anak. Dimana anak dapat menempel, menyusun dan merekatkan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan kreativitas masing-masing, serta dalam memperoleh bahan-bahan tidak diperlukan banyak biaya, karena dapat menggunakan barang-barang bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari barang bekas di Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Kecamatan Mariso Kota Makassar, berkembang dengan sangat baik, anak-anak menjadi lebih rapih, lancar, teliti dan kreatif dalam menempelkan barang bekasnya. Dengan sendirinya daya imajinasi anak juga berkembang, sebab anak-anak kemudian membuat kolasenya sendiri-sendiri, berbeda satu dengan yang lainnya. Hal tersebut tergambar dari observasi dan wawancara pada setiap kegitan kolase yang dilaksanakan. Deskriptor yang digunakan untuk menggambarkan kreativitas anak dalam penelitian ini adalah Kelancaran, kelenturan , keaslian , dan penguraian . Sejalan dengan pendapat Susanto 2011 yang menyatakan bahwa komponen kemampuan kreativitas anak meliputi Kelancaran fluency, kelenturan flexibility, Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 61 keaslian Originaliti, dan penguraian elaborastion. Penelitian yang dilakukan terhadap 15 anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Kecamatan Mariso Kota Makassar ini memberi gambaran, berkembangnya kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari barang bekas. Unsur kelancaran lebih dari sparuh anak mampu meyelsaikan kolasenya dengan lancar, begitupun kelenturan dan keaslian. Unsur elaborasi memang belum terpenuhi layaknya unsure kreatifitas lainnya, namun sudah menunjukkan perkembangan yang bagus. Hal lain yang berkembang sekaitan dengan kelancaran mengerjakan kolase pada anak, yakni aspek kreatifitas tentunya secara otomatis, namun hal lain seperti kelancarannya juga ditunjang dari aspek imajinasi dalam kepiawaiannya, fisik motorik halusnya dalam memainkan jari-jarinya jika seiring kelancarannya, serta sosial emosionalnya atas interaksi yang terbangun. Disisi lain adalah aspek seni tentunya yang menerawang tentang keindahan objek dari kolase yang dikerjakannya. Uraian diatas memberikan gambaran, kegiatan kolase yang dipilihakan guru untuk mengembangkan kreativitas anak, memang menunjukkan unsure kreativitas yang di ini sejalan dengan pendapat Wiyani dan Barnawi 2014 99 yang menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi suatu yang bermakna atau bermanfaat. 3. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa kecamatan Mariso Kota Makassar berkembang melalui kegiatan kolase berbahan bekas, Kreativitas itu berkembang melalui kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi Gambaran perkembangan kreativitas anak, Dalam meningkatakan kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari barang bekas, disarankan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut 1. Guru a. Hendaknya menyediakan media pembelajaran yang lebih menarik dan beragam. Selain menggunakan media surat kabar, kalender dan kain, dapat juga diguanakan media yang lain. b. Perlu pengelolaan waktu secara maksimal mengalokasikan waktu secara baik karena kegiatn kolase membutuhkan waktu yang cukup lama. 2. Bagi anak a. Anak lebih mengeksplor bahan-bahan yang disediakan. b. Anak harus lebih aktif dalam kegiatan kolase 3. Bagi sekolah/TK Sekolah sebaiknya menyiapkan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi agar guru nyaman dan terfasilitasi dalam memberikan pelajaran kepada anak. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, Tuhana. 2013. Cara Cerdas Melejitkan IQ Kratif Katahati. Bugin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta Kencana . Dewi, Metode Pemberian Tugas Melalui Kegiatan Kolase Berbantuan Media Alam Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak. Jurnal Pendidikan anak usia dini Online, diakses 25 April 2016 Iskandar, Agus. 2006. Daur Ulang Sampah. Jakarta Azka Mulia Media. Nicholson, Sue. 2007. Membuat Tiga Serangkai. Mulyasa, 2009. Praktik Penilitian Tindakan Kelas. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 62 Munandar, Utami. 2012. Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta PT Rineka cipta. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 147 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. online content/uploads/2015/06/ diakses 13 april 2016. Rahmawati, yeni dan Kurniati, euis . Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta Kencana Robins, Deri. 2007. Belajar Melukis. Solo Tiga Serangkai Saleng, Haerani. 2015. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Bermain Kolase Di Taman Kanak-Kanak Kambria Lapasu Kabupaten Makassar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Seto. 2004. Bermain Kreativitas, Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakaeta Papas Sinar Sinanti. Setyoko, A. 2012. Barang Bekas Sebagi Bahan Berkarya Seni Kriya Di Komunitas Tuk Salatiga Proses Dan Nilai Estetis. Jurnal Of Visual Arts, online diakses 21 April 2016 Sudarma, Momon. 2016. Mengembangkan Keterampilan Berfikir Kratif. Jakarta PT Rajagrafindo Persada. Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa AnakTk. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, Dirjren Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta Kencana Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Jogyakarta Citra Umbara Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi. PAUD. Jogjakarta AR-RUZZ MEDIA . ... Diketahui bahwa tujuan dikembangkannya kurikulum 2013 yaitu, untuk menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk menanamkan jiwa kewirausahaan, kewirausahaan, dan pada siswa, mengajarkan siswa tentang kewirausahaan dan Kegiatan yang melatih kemampuan motorik peserta didik dapat meningkatkan kreativitas peserta didik karena mereka akan lebih leluasa menyalurkan ide, gagasan, produk, dan prosesnya sendiri sesuai dengan kreativitasnya masing-masing Anwar, 2018. ...Chery Yan AnugrahMerrisa MonoarfaThis study aims to describe the learning process for Prakarya subjects at UPTD SMPN 4 Bantimurung. This study is a qualitative research with the type of research is simple descriptive qualitative. This research was conducted at UPTD SMPN 4 Bantimurung class VIII A, B, and C in the odd semester of the 2022/2023 academic year. Collecting data using observation guidelines, interview, and documentation. This research was conducted by self-determining the research subjects through the criteria. Data analysis methods consist of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the results, it was found that Prakarya learning process at UPTD SMPN 4 Bantimurung was carried out using a questions and answer, practice learning model, learning took place with the teacher reflecting back on the previous meeting material, explaining or dictating learning material, learning practices and giving assignments directly. The form of evaluation is carried out by the teacher by giving assignments both in printed books and questions directly by the teacher, asking questions at the end of learning. Obstacles during the learning process that the lack of adequate tools and materials for implementing learning practices, the use of learning videos is the has not been able to resolve any references for this publication.
Dengandemikian, pada siklus II pertemuan I dan IIpada aspek membuat mainan dari media bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 83,33% . Upload Loading Beranda Lainnya. Peningkatan Kreativitas melalui Metode Bermain dengan Barang Bekas pada Anak Usia 5-6 Tahun
Salahsatu penyumbang terbesar untuk sampah adalah dalam bentuk barang bekas yang sudah tidak terpakai. Dalam seni kolase bentuk asli dari material yang digunakan harus tetap terlihat. Cara membuat bunga dari plastik ini pun terbilang mudah. Kreatif mengolah bahan yang tidak terpakai dan memodifikasinya agar menjadi bahan yang unik.
Z9qp20J. jlf1t762ko.pages.dev/148jlf1t762ko.pages.dev/101jlf1t762ko.pages.dev/160jlf1t762ko.pages.dev/9jlf1t762ko.pages.dev/7jlf1t762ko.pages.dev/109jlf1t762ko.pages.dev/184jlf1t762ko.pages.dev/21jlf1t762ko.pages.dev/246
salah satu pemanfaatan kolase dari barang bekas yaitu kolase dari